Workshop Go Green & Art: Bangkitkan Kesadaran Pentingnya Menjaga Lingkungan

Pijar/USER, Medan. Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik terbanyak ke laut yang mencapai angka 187,2 juta ton setelah Cina yang menghasilkan 262,9 juta ton. Kenyataan tersebut perlu perhatian lebih dari kita sebagai masyarakat Indonesia mengenai betapa pentingnya pengelolaan dan daur ulang sampah.

Berhubungan dengan hal tersebut, maka pada Rabu (04/10) Departemen Antropologi Sosial FISIP USU melalui komunitas  Go Green & Art  (GG ART) mengadakan workshop yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sidang FISIP USU tersebut memiliki tema “Membangun Budaya Bersih, Rapi, Sehat, Alami.”

Tujuan kegiatan tersebut adalah mengingatkan dan membangkitkan kesadaran generasi muda akan pentingnya lingkungan untuk kehidupan, bukan hanya untuk saat ini tetapi juga di masa yang akan datang. Selain itu juga mengajak untuk mengurangi sampah dengan mengelola sampah yang dihasilkan dan mengurangi kerugian yang akan dialami oleh lingkungan.

 

Workshop Go Green 1

 

Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam workshop tersebut yaitu kata sambutan oleh Ketua Panitia, Ketua Go Green & Art, dan sekaligus pembukaan oleh Ketua Departemen Antropologi Sosial yaitu Dr. Fikarwin Zuska, M.Si. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi oleh dua narasumber yakni Dr. Zulkifli Lubis, MA. dan Ir. Martos Havena, MP.

“Sudah ada beberapa kegiatan tetapi untuk reuse dan recycle sejauh ini belum ada jalan keluarnya. Oleh sebab itu diadakan workshop ini, mudah-mudahan disini akan terkumpul ide dari mahasiswa yang khususnya mahasiswa antropologi dengan visinya yaitu membangun budaya adapting, sejauh ini masyarakat terlihat tidak mewariskan budaya bersih, hanya slogan yang terlihat tanpa ada tindakan,” ungkap Dr. Fikarwin Zuska, M.Si., dalam kata sambutannya.

Dr. Zulkifli Lubis, MA selaku pemateri yang  juga merupakan dosen Antropologi Sosial mengatakan bahwa menanamkan budaya bersih harus dimulai dari ruang lingkup yang paling kecil yaitu keluarga. Salah satu caranya yakni dengan mengubah budaya patriarki, dimana harus ada kesadaran individu dalam membuang sampah dan menghilangkan anggapan bahwa urusan kebersihan hanya dilakukan oleh perempuan.

 

Workshop Go Green 2

 

 Sampah dapat dikurangi dengan cara pengelolaan yang benar. Bukan hanya itu, tetapi diperlukan juga kesadaran dari masing-masing individu akan pentingnya menjaga lingkungan. Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya seperti membuang sampah pada tempatnya, memisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan membuat gerakan-gerakan kecil yang mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan dalam hal menjaga kebersihan lingkungan.

“Semoga kedepannya seluruh peserta yang mengikuti acara ini turut berpartisipasi ke dalam agenda Go Green & Art yang akan dilakukan, bukan hanya itu disini juga diharapkan agar yang lain lebih tahu tentang kegiatan ini dan juga tentunya untuk memperkenalkan kembali kalau Go Green & Art itu berasal dari Antropologi,” ucap Afif selaku Ketua Panitia Workshop tersebut. (Novita Arum)