FGD Dampak Kelapa Sawit Bekelanjutan (Sustainable Palm Oil) terhadap Lanskap yang Berkelanjutan (Sustainable Landscape)

FGD Dampak Kelapa Sawit Bekelanjutan

Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan salah satu kabupaten di Indonesia dengan biodiversitas yang cukup tinggi. Kabupaten tersebut juga merupakan lokasi orang utan Tapanuli Selatan yang tidak ditemukan di tempat lain. Kabupaten Tapanuli Selatan juga merupakan salah satu dari tiga kabupaten di Indonesia yang telah mempunyai Forum Kelapa Sawit yang Berkelanjutan. Salah satu yang mendasari pembentukan forum tersebut adalah untuk menjaga kelestarian landscape di Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun dalam pelaksanaannya, masih ditemui berbagai hambatan termasuk hambatan komunikasi dari berbagai pihak dengan kepentingan yang berbeda.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjembatani komunikasi berbagai pihak tersebut. Kegiatan dilaksanakan bekerjasama dengan BAPPEDA Kabupaten Tapanuli Selatan. Pelaksanaan dilakukan selama 2 hari (tanggal 2-3 September 2020) yang dihadiri oleh stakeholder terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kab. Tapanuli Selatan, Kantor Pertanahan Kab. Tapanuli Selatan, Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah 10 Padang Sidempuan, Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah 11 Pandan, Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian Kab. Tapanuli Selatan, Sekretariat FoKSBI Kab. Tapanuli Selatan, Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), Conservation International (CI), Dinas Lingkungan Hidup Kab. Tapanuli Selatan, Badan Investasi dan Penanaman Modal Kab. Tapanuli Selatan, Lembaga Sipirok Lestari Indonesia dan stakeholder terkait lainnya.

FGD Dampak Kelapa Sawit Bekelanjutan 2

Dari hasil diskusi tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan tata ruang wilayah di Kabupaten Tapanuli Selatan telah mempertimbangkan keseimbangan kepentingan berbagai sektor. Namun untuk mencapai implementasi yang optimum diperlukan analisis dan komunikasi lebih lanjut. Hasil FGD akan dikombinasikan dengan analisis survey lapangan untuk menyusun rekomendasi RPJMD 2021 dan revisi RTRW 2022. Diharapkan dengan masukan tersebut dapat dicapai pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan dan tetap menjaga landscape Kabupaten Tapanuli Selatan yang lestari.