MEDAN – HUMAS USU : Kawasan Danau Toba memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik para stakeholder atau pemangku kebijakan, swasta, akademisi dan masyarakat setempat dalam pengelolaan dan pengembangannya. Aspek terpenting yang tak boleh diabaikan adalah pengembangan Danau Toba sebagai kawasan strategis pariwisata nasional harus mendatangkan kesejahteraan bagi warga atau masyarakat lokal.
KK 1Demikian disampaikan Valerina Novita Daniel, Tenaga Ahli Menteri Bidang Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, dalam Multistakeholder Meeting Pariwisata Berlanjutan Danau Toba, yang digelar Kelompok Kerja Pariwisata Kawasan Dana Toba dan Pariwisata Berkelanjutan (KK-PKDT & PB) Universitas Sumatera Utara, Kamis (8/8/2019). Pertemuan yang dilaksanakan di Ruang Senat Akademik Gedung Biro Pusat Administrasi USU lantai 3 itu dibuka oleh Rektor USU yang diwakili Warek IV USU Prof Dr Ir Bustami Syam MSME.
KK 5Turut hadir Gubernur Sumut yang diwakili Asisten Administrasi Pemerintahan Sekdaprovsu Drs. Jumsadi Damanik, SH, M.Hum, para kepala dinas provinsi, perwakilan Basarnas, Bappeda, Balitbang, Dekranasda, Badan Otorita Danau Toba, Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba, akademisi dan badan-badan terkait lainnya. Meeting dipandu dosen senior Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) USU Wahyu A Pratomo. Selain menghadirkan Valerina Daniel, narasumber lainnya yakni Ir Nurlisa Ginting, M Sc, Ph D (Ketua Kelompok Kerja Pariwisata Kawasan Danau Toba dan Pariwisata Berkelanjutan USU.
KK 4Dalam sambutannya, Warek IV USU mengatakan, bahwa yang terpenting dalam pengembangan di sektor wisata adalah kesiapan masyarakat dan pemerintah. Agar jangan sampai membeda-bedakan turis yang datang, apakah berasal dari domestik maupun internasional. Karena masing-masing memiliki karakter sendiri yang memberikan keuntungan bagi prospek wisata secara keseluruhan. Dan yang tak kurang pentingnya, sambung Prof Bustami, adalah kebiasaan untuk beramah-tamah dan senantiasa menebar sapa dan senyum, sehingga memberikan rasa nyaman kepada para turis yang datang ke obyek wisata tersebut.
KK 6Valerina Novita Daniel mengatakan, Kemenpar telah mengusung program 3P dan 1M dalam pengembangan pariwisata nasional. “3P itu adalah People (masyarakat), Planet (lingkungan) dan Prosperity (ekonomi). Sedangkan 1 M itu Manajemen,” kata mantan presenter dan wartawati televisi nasional.
Menurut Valerina, pembangunan pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism development kini menjadi tren dalam setiap promosi wisata. Sebab, pembangunan pariwisata berkelanjutan mempertimbangkan 3P dan 1M.
KK 8Dijelaskannya, People (masyarakat) dalam hal ini bagaimana membangun masyarakat dan sumber daya lokal yang ada di kawasan Dana Toba. Sementara Planet (lingkungan) tentang bagaimana agar lingkungan Danau Toba dijaga tak tercemar sehingga bisa menjadi kawasan pariwisata berkelas dunia. Selanjutnya Prosperity (ekonomi) tentang bagaimana agar pembangunan pariwisata memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat lokal.
KK 3“Percuma pemerintah membuat berbagai produk pariwisata, tapi tak bermanfaat bagi masyarakat lokal. Intinya, pembangunan pariwisata harus memanfaatkan produk lokal yang ada di daerah tersebut. Kearifan lokal harus dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat setempat,” tandas None Jakarta 1999 dan runner up Putri Indonesia 2005 ini.
Wanita berparas cantik itu juga menyatakan, masyarakat Sumut layak berbangga karena Danau Toba masuk kawasan strategis pariwisata nasional. Bahkan, pengembangan Danau Toba mendapat arahan khusus dari Presiden Jokowi.
KK 7“Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, promosi besar-besaran Danau Toba dimulai tahun depan. Karenanya semua infrastruktur harus siap. Ada lima bulan lagi waktu kita melakukan persiapan agar pariwisata Danau Toba berkelas dunia,” tandasnya.
Sebelumnya, di awal pertemuan Gubernur Sumut diwakili Asisten Pemerintahan Jumsadi Damanik mengatakan, Presiden Jokowi memiliki perhatian khusus pada Danau Toba. “Pemerintah pusat sangat memperhatikan Danau Toba. Pak Presiden Jokowi sudah berkali-kali datang ke Danau Toba. Selain itu, anggaran APBN yang dikucurkan untuk Danau Toba mencapai Rp 3,5 triliun,” katanya.
KK 9Ketua Pokja PKDT&PB Ir Nurlisa Ginting, M Sc, Ph D, mengatakan, berdasarkan hasil penelitian Bank Dunia, ada sejumlah isu pariwisata berkelanjutan di Danau Toba yang harus menjadi perhatian. Di antaranya pengelolaan limbah cair, pengelolaan limbah padat, pengelolaan air, kualitas air dan keberagaman produk pariwisata. Nurlisa juga mengakui bahwa banyak persoalan di kawasan Danau Toba yang sulit diatasi. Antara lain masalah krisis air bersih dan karakter masyarakat.
“Lokasi ter-up date untuk masalah sanitasi dan limbah padat yang mencemari Dana Toba, di antaranya di kawasan Parapat dan sekitarnya, Pulau Samosir, Balige, dan Kecamatan Salah Sibangun,” ungkap dosen Fakultas Teknik USU ini. (Humas)