IATE dan PT EDN Gelar Seminar Nasional Energi Baru Terbarukan (EBT) 2019

MEDAN – HUMAS USU : Saat ini, pembangkit besar konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil (tidak terbarukan) seperti bahan bakar minyak dan batubara semakin terbatas. Untuk itu diperlukan terobosan yang masif bagi penggunaan energi baru terbarukan, sehingga mampu mengatasi persoalan itu.

EDN 1Hal di atas dikatakan Ir Terklin Sinulingga, MM, Senior Manager HVDC General Elektric, salah seorang narasumber yang mengisi Seminar Nasional Energi Baru dan Terbarukan 2019. Seminar yang mengambil tema, “Strategi dan Implementasi Untuk Mengejar Target 23 % Bauran Energi EBT” itu berlangsung di Ruang Senat Akademik, Gedung Biro Pusat Administrasi USU lantai 3 Medan, Selasa (30/07/2019).

 

EDN 1

 

EDN 4Menurut Rektor USU, Prof Dr Runtung Sitepu SH, M Hum, sesaat sebelum meresmikan kegiatan, tema yang diangkat dalam seminar tersebut merupakan tema yang sangat penting. Mengingat saat ini pemerintah tengah giat melaksanakan kegiatan pemanfaatan energi baru terbarukan dan USU pun ikut terlibat di dalamnya..

 

EDN 2

 

EDN 2Seminar disponsori oleh Ikatan Alumni Teknik Elektro (IATE) dan PT Elrei Dasera Nusantara bekerjasama dengan Universitas Sumatera Utara melalui Departemen Teknik Elektro (DTE) dan Ikatan Mahasiswa Teknik Elektro (IMTE). Forum yang dibanjiri oleh para mahasiswa Teknik Elektro USU itu juga menghadirkan Kasubdit Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi Dirjen EBTKE Effendi Manurung, ST, MT, Chief of Party USAID Indonesia Clean Energy Development (ICED) II Bill Meade, Vice President Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Rusdi Karim, Direktur PT Waskita Sangir Energi Hokkop Situngkir.

 

EDN 3

EDN 9Adapun latar belakang diadakannya seminar, menurut Ikhsan selaku Ketua IATE, merupakan salah satu penerapan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi USU sebagai lembaga ilmiah yang bekerjasama dengan Ikatan Alumni Teknik Elektro USU. Sekaligus juga menjawab harapan Pemerintah RI dan DPR dalam mencapai target bauran pembangkit listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 % pada tahun 2025.

EDN 6Lebih lanjut Ir Terklin memaparkan, pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi pembangkit listrik masa depan dan primadona karena ramah lingkungan. Juga memiliki kontribusi besar untuk pengurangan efek emisi gas rumah kaca CO2. Di antara semua potensi pembangkit listrik renewable energy, Pembangkit Tenaga Listrik Bayu/Angin (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTS) menjadi sumber energi yang paling cepat berkembang di dekade terakhir.

EDN 5

EDN 3PT EDN merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultan dan dibangun oleh beberapa alumni Teknik Elektro angkatan 81 dan 82.

“PT EDN saat ini memasuki tahun ketiga pendiriannya. Kami memberikan kesempatan kepada adik-adik alumni untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka, juga mendidik mereka agar mempunyai jiwa leadership yang tinggi dan mampu bekerja secara team work,” papar Direktur PT EDN Pit Darnis Sahar, ST, di sela kegiatan.

 

EDN 6

 

EDN 8Lebih lanjut Terklin menjelaskan, bahwa kenaikan harga global dari energi konvensional dan pembangkit listrik energi terbarukan (EBT) yang mulai diproduksi secara massal membuat biaya Levelised Cost Of Electricity (LCOE) pembangkit EBT menjadi semakin kompetitif/murah.

EDN 5“Negara-negara Eropah sudah menargetkan pembangunan pembangkit listrik EBT 20 % pada tahun 2020. Target Pemerintah RI untuk membangun pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) adalah mencapai bauran 23% pada tahun 2025,” kata Ir Terklin.

EDN 7

EDN 7Dipaparkannya, penyaluran listrik jarak jauh, antar pulau dan pembangkit listrik tenaga angin dan matahari EBT yang sifatnya intermitten (tidak kontinu) membutuhkan sistem interkoneksi kelistrikan yang stabil sehingga penyaluran transmisi daya listrik dapat diandalkan. (Humas)