MEDAN – HUMAS USU : Serah terima operasional penyediaan fasilitas pemanfaatan limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Biomassa dilaksanakan oleh Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 (PKPLB3) dan Limbah Non B3, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK-RI), yang diwakili oleh Mita Ratna Djuwita, MSP, kepada masyarakat Desa Tadukan Raga, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (22/12). Acara serah terima ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima pengguntingan pita yang disaksikan oleh Wakil Rektor II Universitas Sumatera Utara, Prof Dr dr Muhammad Fidel Ganis Siregar, M Ked (OG), Sp OG (K), Tenaga Ahli Menteri KLHK Bidang Perizinan Pengelolaan Limbah B3, DR IR Ilham Malik, M Sc, Bupati Deli Serdang yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang, Ir Artini S Marpaung dan Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) USU, Prof Dr Tulus, Vor Dipl Math, M Si, Ph D.
B3 1Dalam sambutannya, Wakil Rektor II Universitas Sumatera Utara, Prof Dr dr Muhammad Fidel Ganis Siregar, M Ked (OG), Sp OG (K), mengapresiasi dan menyambut baik penyerahan fasilitas pemanfaatan limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Biomassa yang pembangunannya melibatkan tenaga ahli dan akademisi USU.
B3 5Dikatakannya, Indonesia saat ini masih tergantung pada energi tidak terbarukan (unrenewable energi) seperti minyak bumi dan batu bara. Menurut data dari Kementerian ESDM (2012), penggunaan minyak bumi mencapai 63% dari total energi yang digunakan, sedangkan cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan hanya tersisa untuk 18 tahun ke depan saja. Cadangan batubara Indonesia relatif besar namun kualitasnya berkalori rendah, dan mengakibatkan dampak kurang baik pada lingkungan.
B3 7Dengan realita tersebut, lanjut Prof Fidel, energi terbarukan (renewable energi) sangat berpotensi menyokong kebutuhan energi di Indonesia, seperti matahari, angin, air, dan biomassa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilansir Kementerian ESDM tahun 2008, potensi energi Biomassa Indonesia sangat besar. Secara teori diperkirakan mencapai 48.810 MW. Angka tersebut diasumsikan dengan dasar kadar energi dari produksi tahunan sekitar 200 juta ton biomassa dari residu pertanian, kehutanan, perkebunan dan limbah padat perkotaan.
B3 3“Dari kondisi demikian, maka serah terima operasional penyediaan fasilitas pemanfaatan limbah non B3 Biomassa yang dilakukan pada hari ini, patutlah kita sambut dengan gembira. Mengingat nantinya keberadaan alat ini dapat memberikan empat manfaat yang optimal, baik bagi lingkungan, produksi pangan dan energi, maupun segi finansial dan edukasi. Dari informasi yang didapatkan, selain dapat mengurangi limbah padat, teknologi ini pun mampu membentuk methane capture. Gas yang terbentuk saat proses pengolahan limbah tidak terdispersi langsung ke udara, sehingga tidak menyebabkan pemanasan global atau emisi rumah kaca. Selain itu, reaktor biomassa ini juga ramah lingkungan,” kata Warek II USU tersebut.
B3 2Dari aspek produksi, tambahnya lagi, teknologi ini juga telah terbukti mampu menghasilkan media tumbuh jamur yang berguna untuk ketahanan pangan, serta menghasilkan energi berupa gas untuk ketahanan energi. Maka secara finansial, hal itu dapat menambah penghasilan masyarakat melalui hasil panen jamur dan juga menghemat bahan bakar gas.
B3 4Sementara dari sisi edukasi, Warek II USU mengharapkan agar fasilitas tersebut dapat menjadi ajang pembelajaran bagi masyarakat setempat. Sedangkan manfaat bagi Universitas Sumatera Utara, yakni sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, mengaplikasikan kegiatan pengabdian masyarakat dan menjadi tempat proyek penelitian mahasiswa.
B3 6“Harapan Kami, nantinya fasilitas ini tidak hanya sebatas dibangun lalu diresmikan. Namun hendaknya dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin hingga mampu memberikan manfaat ganda sesuai harapan kita bersama. Selain mengelola lingkungan hidup menjadi lebih baik, fasilitas ini juga dapat membantu masyarakat memperoleh energi, menambah pendapatan, serta mengurangi ketergantungan terhadap energi tidak terbarukan. Semoga kegiatan serupa yang melibatkan Universitas Sumatera Utara dapat dikembangkan di daerah-daerah lainnya yang memiliki potensi biomassa cukup besar,” harapnya. (Humas)