MEDAN – HUMAS USU: Universitas Sumatera Utara (USU) melalui Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM), belum lama ini melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Singkohor, Kecamatan Singkohor, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Kegiatan berupa pemasangan instalasi listrik tenaga surya pada rumah warga yang belum dapat menikmati listrik PLN.
Selain itu LPPM USU juga menciptakan road compactor (alat pemadat jalan) yang dioperasikan menggunakan traktor pertanian. Hal ini berdasarkan keluhan warga berkaitan dengan kerusakan jalan yang kerap terjadi, khususnya pada musim hujan. Kondisi di daerah tersebut, lebih dari 70% jalan yang ada di wilayah itu masih berupa jalan tanah.
PPM cMenurut Prabudi Setiawan (35), salah seorang warga setempat, wilayah tersebut bukannya tidak bisa mendapatkan listrik PLN. Namun, pada wilayah yang jauh dari jangkauan PLN dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit mengakibatkan pemasangan jalur listrik PLN dianggap tidak lagi menguntungkan. Oleh karena itu masyarakat harus mengusahakan sendiri penerangan di rumahnya. Bagi warga yang memiliki keuangan mencukupi, persoalan itu bisa diselesaikan dengan membeli genset untuk penerangan rumahnya. Namun tetap saja biaya operasionalnya sangat besar terutama untuk membeli bahan bakar. Belum lagi risiko kerusakan yang timbul akibat pemakaian. Oleh karena itu genset pribadi hanya mampu dioperasikan selama 3-4 jam yakni pukul 18.00-22.00 WIB. Setelah itu, warga harus memanfaatkan lampu minyak untuk menerangi rumahnya hingga pagi menjelang. Kondisi demikian telah berlangsung lama hingga sekarang dan menjadi permasalahan yang harus diselesaikan.
Tim Pelaksana Pengabdian pada Masyarakat (PPM) Universitas Sumatera Utara, Ir. Kasmir Tandjung, MT, menjelaskan, bahwa pada dasarnya persoalan itu dapat diatasi dengan menggunakan teknologi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
“PLTS merupakan solusi yang paling memungkinkan karena tenaga air dan angin tidak tersedia. Sinar matahari sangat terik sepanjang hari sehingga pembangunan PLTS merupakan teknologi yang paling tepat diterapkan di wilayah terpencil seperti wilayah ini,” kata Ir Kasmir.
PPM bDi sisi lain, Ir. Hot Setiado, MS, juga menjelaskan, agar jalan tanah dapat bertahan lebih lama maka perawatan jalan harus terus dilakukan. Selain jalan diratakan, jalan tanah juga perlu dipadatkan agar badan jalan lebih tahan terhadap perubahan cuaca.
Selanjutnya dengan dukungan dana Hibah Kemenristek Dikti tahun 2018, Tim Pelaksana PPM USU mulai bekerja menginstalasi PLTS pada 5 rumah warga. Mengingat teknologi PLTS merupakan teknologi yang tergolong baru maka Tim Pelaksana PPM USU juga melakukan pelatihan system PLTS dan cara perawatan serta perbaikannya. Hal ini untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu system PLTS mengalami kerusakan.
Masyarakat Desa Singkohor sangat berterima kasih kepada Tim Pelaksana PPM USU atas perhatian yang diberikan. Kini dengan teknologi ini masyarakat dapat menghemat banyak keuangannya karena PLTS praktis tidak mengeluarkan biaya dari masyarakat. Namun masyarakat tetap membentuk kelembagaan dan mengumpulkan sejumlah uang untuk biaya pemeliharaan system peralatan PLTS dan pembelian penyimpan daya jika nantinya alat penyimpan daya harus diganti. Masyarakat juga mengapresiasi sumbangan road compactor sehingga masyarakat dapat merawat jalannya sendiri secara swadaya. (Humas)