MEDAN - HUMAS USU: Peneliti Lahan Gambut dari Sydney University, Budiman Minasny, hadir memberi kuliah umum bertema “Digital Mapping of Peatlands: Current And Future Trending Research In Soil Science”. Peneliti yang merupakan alumni Fakultas Pertanian USU ini memberi kuliah umum kepada mahasiswa S1 dan S2 Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian USU, STIPAP, Himpunan Ilmu Tanah UISU, Pusat Penelitian Kelapa Sawit dan dihadiri oleh Dosen dari Fakultas Pertanian USU.
Sidney 1Dalam kesempatan ini, membuka acara Wakil Rektor II USU, Prof Dr dr Muhammad Fidel Ganis Siregar,MKed(OG),SpOG(K) dalam kata sambutannya menyampaikan, bahwa ia sangat antusias menyambut kedatangan Prof dr Budiman Minasny sebagai pembicara di dalam kuliah umum. Beliau juga mengingatkan bahwasanya Budiman merupakan salah satu alumni S1 Universitas Sumatera Utara, yang saat ini terdaftar sebagai dosen di Sydney University.
Budiman Minasny dalam pemaparannya menyampaikan, bahwa lahan gambut adalah penyimpan karbon dalam jumlah sangat besar. Karbon yang terkandung di dalam tanah gambut bersifat tidak stabil. Dalam keadaan hutan alam karbon tersebut bertahan dalam bentuk bahan organik, namun apabila hutan gambut dibuka dan didrainase maka karbon yang disimpannya akan mudah terdekomposisi dan menghasilkan CO2; salah satu gas rumah kaca terpenting dan merupakan bom waktu bagi efek rumah kaca. Selain itu drainase lahan gambut yang berlebihan menyebkan lahan gambut rentan terhadap kebakaran. Proses dekomposisi, konsolidasi (pemadatan) dan kebakaran menyebabkan gambut akan mengalami penyusutan (subsidence) dan kehilangan berbagai fungsinya dalam menyangga lahan sekitarnya dari kebanjiran dan kekeringan.
Sidney 2Ia menjelaskan tentang fungsi pentingnya ilmu tanah dalam kehidupan sehari-hari serta bagaimana peran ilmu tanah dalam skala yang lebih besar. Dalam kesempatan itu, Budiman juga menjelaskan 4 cara mengurangi kemiskinan di dunia yaitu : Zero Hunger, agar tidak kelaparan harus mempunyai produksi yang tinggi dan pengolahan tanah yang berkesinambungan dan pentingnya pengelolaan tanah ini sangat berkaitan dengan kualitas air karena fungsi tanah dalam hal ini sangat besar perannya.
Sidney 4Sejalan dengan pertambahan penduduk maka sumber daya lahan semakin langka sehingga lahan gambut yang dulunya dianggap sebagai lahan terabaikan semakin banyak digunakan untuk berbagai keperluan pembangunan ekonomi seperti pertanian dan pemukiman. Hal ini menyebabkan lahan gambut menjelma menjadi sumber emisi nasional yang tertinggi dari sektor yang berhubungan dengan penggunaan dan perubahan penggunaan lahan. Oleh sebab itu di dalam banyak program internasional dan nasional terhadap penurunan emisi, konservasi dan pengelolaan lahan gambut menjadi salah satu perhatian utama.
Sidney 3Staf Pengajar dari Fakultas Pertanian, Ir. Razali, MP, dalam kesempatan ini memaparkan bahwa berkaitan dengan fungsi lahan gambut yang sering difungsikan menjadi lahan pertanian juga merupakan habitat bagi satwa dan flora tertentu. Di dalamnya terkandung bahan-bahan organik lebih dari 30% yang merupakan penyimpan karbon yang sangat besar sehingga sangat dibutuhkan perhatian khusus agar jangan sampai lahan ini terbakar. Pelepasan gas karbondioksida yang sangat besar jumlahnya merupakan bahaya laten bagi upaya mengurangi efek rumah kaca. Hal ini biasa disebut sebagai Climate Action yaitu reaksi yang bisa dilakukan untuk menghadapi iklim tersebut yang tak bisa dipisahkan dengan pengelolaan aktivitas manusia terhadap tanah atau Life On Land. Untuk kehidupan yang baik kita harus menjaga kualitas tanah, disebabkan hubungan antara iklim dan tanah yang sangat erat. (Humas)