Kokedama dan Budidaya Tanaman Sistem Kapiler, Bioenterpreneurship bagi Pemberdayaan Panti Asuhan

MEDAN-HUMAS USU : Universitas Sumatera Utara (USU) melalui Skema Program Pengabdian Masyarakat Skim Kemitraan Mono Tahun Reguler Tahun 2021 melakukan pembinaan kepada Panti Asuhan Bumi Nusantara di Jalan Perjuangan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, untuk melakukan program pemberdayaan panti asuhan melalui bioenterpreneurship pembuatan Kokedama dan Budidaya Sistem Kapiler, Sabtu (14/8/2021).

Kokedama dan Budidaya Tanaman Sistem Kapiler, Bioenterpreneurship bagi Pemberdayaan Panti Asuhan

Tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari Dr Ir Yaya Hasanah, MSi, Dr Ir Lisa Mawarni, MP dan Dr Ir Hamidah Hanum, MP, didampingi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) USU Himadita Nursery melakukan pelatihan pemberdayaan masyarakat dalam pembuatan kokedama dan budidaya sistem kapiler.

Dr. Yaya Hasanah selaku ketua tim pengabdian mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian USU dalam upaya meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan panti asuhan, dengan cara memanfaatkan lahan pekarangan terbatas yang dimiliki panti asuhan untuk kegiatan pertanian perkotaan. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini akan menumbuhkan kemandirian panti asuhan secara ekonomi, sekaligus bekal keterampilan bagi anak-anak panti asuhan dalam berwirausaha (entrepreneurship) melalui budidaya tanaman berbasis urban farming yang berprospek sangat baik untuk dikembangkan.

“Program ini dilakukan untuk menumbuhkan kemandirian panti asuhan dan dalam keberlanjutan kegiatan ini maka tim pengabdian menggandeng pengurus Panti Asuhan Bumi Nusantara serta anak-anak panti asuhan sebagai pelaksana. Program ini juga merupakan implementasi kepedulian USU kepada masyarakat,” ujar Yaya Hasanah.

Lebih jauh, Yaya Hasanah menjelaskan, bahwa kokedama dan budidaya sistem kapiler tidak sulit untuk dilakukan karena bahan-bahan yang dibutuhkan tersedia di lingkungan sekitar panti asuhan. Kokedama merupakan teknik dan seni menanam dari Jepang, berasal dari kata koke artinya bola dan dama artinya lumut. Secara bahasa, Kokedama berarti “bola lumut” atau “moss ball”. Teknik bertanam ini menempatkan tanaman dalam bola tanah, kemudian dibungkus dengan moss (lumut) dan mengikatnya dengan tali. Fungsinya untuk mempercantik bentuk tanaman dan meminimalkan tingkat penyiraman tanaman, sehingga tidak perlu menyiram tanaman setiap hari. Umumnya tanaman ini diletakkan di piring/tatakan atau digantung. Sedangkan, budidaya tanaman sistem kapiler merupakan merupakan model budidaya tanaman dalam polibag/wadah yang diberi akses air terus-menerus melalui sistem kapilaritas, misalnya kapiler berbahan kain flannel. Sekilas sistem ini mirip dengan sistem hidroponik Wick, di mana tanaman ditanam pada media yang diberi sumbu.

Anak-anak beserta pengurus panti asuhan sangat antusias dan tertarik dalam mengikuti pelatihan kokedama dan budidaya tanaman sistem kapiler tersebut. Tim pengabdian tetap melakukan pendampingan dalam keberlanjutan kegiatan ini ke depan. Pada kegiatan tersebut, tim pengabdian menyerahkan poster mengenai cara membuat kokedama dan budidaya sistem kapiler, serta bahan-bahan untuk membuat kokedama dan budidaya sistem kapiler, agar selanjutnya dapat terus dilakukan anak-anak panti asuhan secara berkesinambungan dan didampingi pihak tim pengabdian. Hasil kokedama dan budidaya sistem kapiler yang dihasilkan dari pelatihan secara langsung diletakkan di pekarangan panti asuhan, sehingga menambah keindahan lingkungan dan keasrian panti asuhan.

Sumber: usu.ac.id

Kontributor: Renny Julia Harahap