Mahasiswa Fakultas Kehutanan USU Belajar Kearifan Lokal Mengelola Hutan

Sebanyak 150 mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara (Fahutan USU) melakukan kegiatan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Ekosistem Hutan Mangrove di Desa Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara. Kegiatan P2EH tahun 2016 mengambil tema “Belajar dari Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Ekosistem Hutan secara Berkelanjutan”. Kegiatan P2EH ini merupakan agenda akademik rutin setiap tahun yang harus dijalankan oleh semua mahasiswa Fahutan USU selama menempuh pendidikan sarjana. Kegiatan P2EH berlangsung selama sepuluh hari mulai 1 – 10 Agustus 2016. Materi yang dipraktikkan dalam P2EH meliputi analisis vegetasi hutan, inventarisasi satwa liar, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, ekowisata, pembibitan tanaman hutan mangrove, identifikasi aspek sosial ekonomi masyarakat dan kearifan lokal masyarakat.

 

Mahasiswa Fahutan USU sangat antusias dan penuh semangat mengikuti semua agenda P2EH. Selama 10 hari mereka juga digembleng dengan waktu dan aturan yang ketat untuk mengenal ekosistem hutan dan masyarakat sekitar. Momen P2EH ini juga dalam rangka membentuk karakter rimbawan yang memiliki ketangguhan, kemandirian serta kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan masyarakat. Selain menjalani tugas dan praktik terkait topik P2EH mahasiswa juga melakukan aksi sosial berupa aksi bersih pantai dan membuat pembibitan tanaman mangrove.

 P2EH 2016

 

Selain mahasiswa, beberapa dosen pendamping lapangan juga ikut bersama-sama mahasiswa terjun ke hutan mangrove. Para dosen ikut serta masuk ke dalam hutan dan membimbing mahasiswa agar melakukan kegiatan-kegiatan dalam agenda P2EH dengan benar. Hal ini juga dalam rangka membangun kedekatan dan semangat kebersamaan antara dosen dan mahasiswa. Selain itu, para dosen ini juga menjalin komunikasi dan melakukan bakti sosial bersama mahasiswa dan masyarakat yang ada di lokasi praktik. Hadir di lokasi Praktek sebagai dosen pendamping antara lain Dr. Bejo Slamet, S,Hut, M.Si (Koordinator P2EH), Dr. Rudi Hartono, S.Hut, M.Si, Dr. Achmad Siddik Thoha, S.Hut, M.Si, Dr. Nurdin Sulistiyono, S.Hut M.Si, Yunus Afifudin, S.Hut, MSi dan beberapa dosen lainnya.

 

Hal yang menarik dari P2EH tahun 2016 ini, mahasiswa tidak hanya fokus mengenal ekosistem hutan mangrove melainkan juga mendapatkan pengetahuan bagaimana cara mengelola hutan berbasis masyarakat. Sebagaimana diketahui, kawasan hutan mangrove di Desa Sei Nagalawan sempat rusak parah pada tahun 1980-2000. Pada awal tahun 2000 muncul kesadaran masyarakat yang diinisiasi oleh suami istri, Sutrisno dan Jumiati. Dua orang inilah yang menjadi pelopor mengorganisir masyarakat merehabilitasi dan mengelola hutan mangrove yang rusak hingga kemudian mampu mengubah masyarakat yang umumnya nelayan menjadi lebih mandiri, berdaya dan sejahtera.

 

Kepeloporan Sutrisno dan Jumiati serta inovasi warga Sei Nagalawan diwujudkan dalam pengelolaan WIsata Mangrove Kampoeng Nipah, sebuah obyek wisata terkenal di Sumatera Utara dengan nuansa edukasi dan konservasi. Lokasi Wisata Mangrove Kampoeng Nipah yang terletak tidak jauh dari Kota Perbaungan ini, selain menjadi destinasi ekowisata juga sebagai lokasi banyak pihak belajar tentang pelestarian lingkungan, pemberdayaan perempuan dan pengembangan masyarakat.

 

Sutrisno dan Jumiati sebagai pelpopor dan innovator di desa Sei Nagalawan adalah salah satu narasumber penting dalam P2EH. Mereka memotivasi mahasiswa Fahutan USU untuk mengembangkan ilmu dan keterampilan hidupnya meraih cita-cita yang tinggi. Jumiati menyebutkan bahwa berkembangnya Wisata Mangrove Kampoeng Nipah sendiri berawal dari mimpi-mimpinya yang perlahan-lahan terwujud. Jumiati sendiri merupakan tokoh perempuan di Serdang Bedagai yang mendapat banyak penghargaan baik tingkat Nasional maupun Internasional. Jumiati pernah dinobatkan sebagai Female Food Hero 2013 oleh lembaga nirlaba Inggris, Oxfam, karena kiprahnya bersama Kelompok Perempuan Tanjung Muara memanfaatkan hutan mangrove untuk menghasilkan beragam jenis pangan dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Adapun Sutrisno adalah aktivis pembela kepentingan kaum nelayan yang kiprahnya sudah sampai pada tingkat Internasional.

 

Kegiatan P2EH yang baru saja usai, semoga berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, wawasan dan karakter mahasiswa Fahutan USU yang sesuai dengan tema USU pada dies natalis ke-64 “Membangun USU dengan Talenta dan Bintang untuk Meraih Reputasi Nasional dan Internasional”.
Penulis : Achmad Siddik Thoha